Desclaimer : Postingan ini dibuat saat nama blog saya www.bakulkopi.web.id, jadi mohon dimaafkan kalau watermark di gambarnya masih dengan keterangan blog yang lama ya :)
Ahad kemarin, seperti biasanya, kuawali hari dengan membuka mata. Kalau kalian apakah sama sepertiku?
Selepas mandi pukul 7 pagi, tiba-tiba saja mataku ingin dimanjakan dengan pemandangan yang menakjubkan. Ingin rasanya diri ini menikmati sejuknya ciptaan Tuhan. Namun apa daya, hati ini tak rela jika hidup hanya digunakan untuk kesenangan semata. Ini bahasanya sudah keren apa belum?
Kali ini aku berangkat bersama seorang teman yang kutaksir usianya sudah seperlima abad. Aku menyimpulkan demikian karena memang kami tinggal serumah. Selain itu aku juga sempat berkali-kali melihat KTP-nya. Kalian bisa panggil dia Adang. Sangat disayangkan, Adang ini nggak pernah mau pakai hijab kalau lagi jalan-jalan.
[Adang tampak dari samping]
Mumpung Adang lagi pegang uang Rp20.000, aku juga lagi pegang Rp15.000, jadilah kami memberanikan diri untuk melintasi hutan di sebuah daerah bernama Leuwiliang. Kalau bingung cara bacanya, ya sudah, baca saja pelan-pelan. Aku pun waktu pertama datang ke Bogor kesusahan membacanya.
Leuwiliang punya banyak banget destinasi wisata yang super murah. Salah satunya adalah Bukit Cianten. Salah satunya lagi Bakukung. Mereka berdua terletak bersebelahan, namun tak pernah bersentuhan. Belum mahram kali yee.
Dari kampus IPB, Leuwiliang berjarak sekitar 8 KM. Sedangkan dari pusat kecamatan Leuwiliang, Bukit Cianten dan Bakukung berjarak +9 KM. Jangan dibayangin bakal habis bensin berapa liter buat ke sana.
*Kalau dari hati kamu, cintaku tak berjarak kok neng!
[Denah lokasi tampak dari atas]
Dari kampus IPB, butuh waktu sekitar sejam untuk menuju Bukit Cianten. Itu belum termasuk nyasar dan tanya-tanya ke orang. Di tengah jalan, ada banyak banget pemandangan yang instagramable. Aku jamin pasti siapapun bakal tergoda. Kecuali jika memang tahan godaan. Walaupun puasa, nggak perlu ditahan kok godaan ini.
Karena berkelok-kelok, jadi kita harus berhati-hati ketika melewati jalanan. Maklum, namanya juga perbukitan. Santuy aja, itung-itung belajar menghadapi lika-liku kehidupan.
Kalau kata Gus Muwafiq, godaan terbesar manusia adalah ngantuk. Benar juga sih, selama perjalanan menuju Bukit Cianten, mataku nggak bisa ditahan dari namanya ngantuk. Tapi jika sudah demikian, artinya tujuan sudah makin dekat. Kecuali jika kalian udah ngantuk sejak awal perjalanan. Kalau ngantuk istirahat ya.
Bukit Cianten berada setelah Curug Cibeureum Leuwiliang. (Orang luar Sunda pasti kesusahan bacanya)
[Bukit Cianten. Adang tampak dari depan]
Biaya masuk Bukit Cianten adalah Rp10.000 per orang. Kalau dua orang, jadinya 20.000. Hayo ... kalau tiga orang jadinya berapa?
Biaya parkir motor di sana cuma Rp2.000 saja. Kalau pengin nggak bayar parkir, kalian bisa taruh motornya di pinggir jalan. Tapi risikonya, motor bisa hilang. Kalau mau lebih murah lagi, motornya tinggal di rumah. InsyaAllah tuh .... gempor kaki kalian.
Nah, kalau uangnya ketinggalan nggak usah cemas!
'Tetap bisa masuk?'
Nggak bisa dong. Emangnya punya orang dalem?
Di sekitar bukit Cianten ada perkebunan teh yang nggak kalah keren kok. Jadi kalau nggak bawa uang, bisa main ke kebun teh itu. Keren, kan? Asal jangan diambil ya gaes, karena itu kebun orang.
[coba tebak ini siapa?]
Bukit Cianten punya banyak banget spot foto yang bisa kita pilih. Nama-nama ini bukan nama baku dari pihak Cianten. Kalian boleh memberinya nama terserah sesuai kata hati masing-masing. Ini sih versi dariku sendiri. Hahaha.
1. Singgasana Dewi Kwan Im
Kalau kalian penggemar serial Kera Sakti, pasti kenal dong dengan nama Dewi Kwan Im? Nah, kayaknya spot ini terinspirasi dari singgasana Dewi Kwan Im itu. Atau mungkin sebaliknya? Mereka yang terinspirasi dari Bakukung.
2. Panggung Via Vallen
Boleh juga diganti menjadi panggung Inul. Mau diganti menjadi panggung Nella Kharisma juga boleh. Itu hak kalian. Aku tak kuasa memaksanya.
Buat konser bisa tuh. Yuk, nyawer bang!
3. Rumah Pohon Farel dan Rachel
Aku sempat curiga kalau Bukit Cianten ini menjadi lokasi shooting film 'Heart' yang didalamnya ada tokoh bernama Farel dan Rachel. Tapi makin lama makin nggak curiga, sih. Karena curiga itu nggak boleh. Yakin nggak mau foto bareng pasangan kamu ke tempat ini?
4. Kursi Rek Kitu Wae
Kalau pengin ngopi, boleh banget di kursi bambu ini. Ditemani dia dan secangkir kopi sambil menikmati pemandangan, enak kali ya?
5. Area Diskusi Terbuka
Barangkali pengin diskusi 17-an, datang aja ke Cianten. Ngomongin lomba balap karung di tengah hutan, pasti inspirasi nggak bakal habis.
Bakukung terletak di dekat Bukit Cianten. Kalau mau jalan kaki, boleh. Tapi capek. Kalau pengin hemat, memang disarankan jalan kaki. Kalau pengin cepat, disarankan naik motor. Pilihan ada di tangan kamu, takdir ada di tangal Allah.
*apaan sih, ngomongin motor kok nyambung ke takdir
Spot foto Baukung jauh lebih banyak dari Bukit Cianten. Pengunjung di Bakukung juga jauh lebih rame.
Lorong Cinta Bakukung menjadi lorong selamat datang di tempat ini. Tapi, kita harus berhati-hati, karena jalanan licin. Apalagi ketika musim hujan, sudah pasti lebih licueen.
Nah, kalau nggak hati-hati, nasib celana kalian bakal kayak celanaku. Itu bukan motif bawaan pabrik loh. Tapi, boleh juga ye motifnya. Mau dilelang nih celananya bos. Ada yang mau angkut?
Di tengah lorong cinta, diam-diam ada tangga yang bisa dijadikan sebagai spot foto juga loh. Kalau nggak diam-diam pasti bakal serem.
Lepas dari lorong cinta, kita bisa pilih spot manapun yang kita mau. Sebenarnya hampir sama seperti di Bukit Cianten, sih. Bedanya, Bakukung lebih banyak. Itu aja menurutku.
Ada spot yang paling aku suka di Bakukung ini. Aku menyebutnya kursi-kursi horor kesepian.
Kalau kalian lebih enak nyebut ini apa?
Buat teman-temanku yang muslim, kalian bisa banget berlama-lama di Bakukung. Karena di Bakukung ada tempat untuk salat. Air untuk wudu juga melimpah.
Kalau lapar, di Bakukung ada warung yang menjual makanan dengan harga yang terjangkau.
Kalau mau hemat, lebih baik bawa bekal dari rumah. Ada banyak tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat istirahat.
Kalau mau lebih hemat, puasa aja. Lebih hemat, lebih berpahala.
Kalau lapar, di Bakukung ada warung yang menjual makanan dengan harga yang terjangkau.
Kalau mau hemat, lebih baik bawa bekal dari rumah. Ada banyak tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat istirahat.
Kalau mau lebih hemat, puasa aja. Lebih hemat, lebih berpahala.
Nah, gimana? Mau mampir ke Bukit Cianten dan Bakukung kapan, nih?
Kalau ada yang bilang Indonesia itu indah, bener banget emang! Coba deh buktiin sendiri.
======================
Lutfi Yulianto
Membaca perjalananmu, aku jadi mulai merenung, Mas.
ReplyDeleteTiket masuk bertiga jadi berapa, ya? Besok ah, tak coba ngitung.
Ditunggu jawabannya ya, Mas :D
DeleteHhii... kayaknya klo jalan2 sama upi bakal hemat nih. Di sana ga ada orang jualan ya? Cilok apa mendoan gitu pi?
ReplyDeleteCilok mah banyak, Mbak :D tapi nanti jadinya nggak hemat
Delete😂😂😂 aku pengen liat video saat dirimu terpeleset ada nggak pi??
ReplyDeletemaunya diaplud :D tapi takut trending
DeletePenasaran ma Si Adang, kok kekeh gak mau pake hijab.. heran
ReplyDeleteKayaknya sih Pak Guru yang harus turun tangan langsung :D
DeleteCantik banget pemandangannya, Lut. Pengin ke sana..
ReplyDeleteAmiin...
Aamiin, ditunggu besok pagi ya, Mbak :D
DeleteWkwkwkk kursi2 horor kesepian jare. Btw keren tempatnya bro, pengen ksna ah hehe mbuh kpn
ReplyDeleteHayuk mas e .... Bogor banyak wisata :D
DeleteBagus nih tempatnya
ReplyDeletemodelnya gmna mbak?" :D
Deleteitu beneran nama panggungnya via valen? wkwkwkkwk
ReplyDeleteaya aya waeee
diganti Inul juga boleh, Mbak :D
DeleteTempatnya bagus banget ya. Asrii... Masuknya pun terjangkau ya. Kalau deket bakalan langsung meloncat ke situ deh.
ReplyDeleteiya mbak, bagus banget ... silakan langsung dateng aja ... hehe
DeleteKak mau tanya kalau dari jakarta turun di stasiun apa yg deket?
ReplyDelete