Monday 13 September 2021

Dari Keterpaksaan Jadi Keberkahan

 

Desain produk by Lutfi Yulianto

Halo, Teman-teman. Udah lama ya aku nggak nulis lagi di blog ini. Banyak banget sarang yang harus dibersihkan dan harus dihias kembali ruangnya. Hehe.


Nah, pada tulisan kali ini, aku mau sedikit cerita tentang sebuah hal yang membuat diriku bersyukur kepada Allah. Sebenarnya ada banyak banget hal yang membuat diri ini bersykur. Namun aku akan cerita satu pengalaman yang mungkin bisa kalian ambil hikmahnya.


Tahun 2017

Kalau teman-teman udah agak lama ngintip blog ini, pasti tahu dong kalau tahun 2017 aku ikut program yang namanya Rumah Muda Indonsia (RMI).


Pada waktu program masih berlangsung, aku dan teman-teman RMI pernah mendapat tugas untuk membuat desain spanduk ajakan ke masjid. Aku yang sama sekali nggak paham tentang desain, langsung pusing.

Pada saat tugas tersebut sudah ditagih, kami semua diam. Belum ada satu pun dari kami yang sudah menyelesaikannya. Padahal sebenarnya, teman-temanku bisa. Kami kemudian diberi tambahan waktu satu hari. Aku tentu saja menggunakan tambahan waktu tersebut untuk belajar desain.


Esoknya, tugas tersebut kembali ditanyakan. Lagi-lagi, belum ada yang menyelesaikannya selain aku. Meski desain yang kubuat kurang menarik, namun justru desain itulah yang kemudian dicetak untuk ditempel di masjid. Semenjak saat itu, aku kemudian diminta terus untuk membuat desain-desain spanduk masjid.


Berawal dari tidak bisa, kemudian dibuat terbiasa, lama-lama aku menjadi suka. Begitulah kira-kira yang terjadi. Hehehe.


Tahun 2019

Suatu hari, Ketua DKM di tempatku tinggal mendatangiku. Beliau memang sering memintaku untuk membuatkan desain spanduk di masjid. Namun hari itu berbeda.


"Tolong buatkan desain untuk cover produk saya dong," kata beliau.


Aku terdiam.


"Ustad bercanda aja, nih! Kan Ustad tahu sendiri kalau saya belum jago."


Aku sempat sedikit menolak, namun beliau tetap saja meminta. Akhirnya aku mengiyakannya.


"Berapa bayarnya?" tanya beliau.


"Waduh! Enggak usah, Ustad. Hehe. Ini juga cuma belajar. Nanti saya kasih harga, ternyata jelek dan nggak laku kan percuma."


"Ya sudah. Tolong buatkan dulu ya."


***

Beberapa hari kemudian, aku mengubungi Ustad itu. Kukatakan kalau desain yang kubuat sudah selesai, namun kubilang kalau desainnya standar saja. Tidak wow.


Beliau mendatangi dan melihat desain yang kubuat,


"Oke. Saya suka. Tolong kirim nomor rekening kamu ya." 


Ustad itu meminta nomor rekeningku. Dalam hati aku beranggapan bahwa beliau hanya menghiburku saja. Aku awalnya tidak memberikan nomor rekeningku, namun beliau memaksa.


***

Beberapa hari kemudian, Ustad itu menghubungiku, "Fi, makasih udah dibuatkan desain untuk produk saya ya. Alhamdulillah, hari ini ada yang order banyak banget."


Mendengar hal itu, aku gembira banget. Ketika desain yang kubuat menjadi keberkahan untuk orang lain, disitulah kebanggaan tersendiri untukku.


Dari sebuah keterpaksaan belajar desain di laptop, akhirnya ada rezeki tersendiri untuk orang lain dan, tentu saja rezeki untukku pula. Hehe.

1 comment:

  1. Anonymous14/9/21 08:13

    Masyaallah ... emang gitu ya. Terpaksa, Bisa, Terbiasa, Eh ini ketambahan jadi luar biasa

    ReplyDelete