Selepas waktu magrib, aku keluar sebentar untuk mencari cemilan ke supermarket. Eh ... tiba-tiba mulut pengin ketawa aja pas lihat ada minyak goreng mereknya 'Sovia'. Oh ... ternyata Sovia itu minyak goreng ya? pantesan kok dia jago banget menggoreng hatiku. Ea .... #apaanSih!
Nah, sepulang beli cemilan, Karim tiba-tiba mengajak kami untuk jalan-jalan ke Kota Lama. What? Kan besok aku balik Bogor! uangku makin nipis dong! Sejurus kemudian aku mencari informasi mengenai biaya masuk ke Kota Lama.
Asik ... ternyata gratis! cuma perlu bayar buat parkir motor. Santuy ... paling juga enggak sampai 10.000, kan? ehehehe. Langsung saja, Ata mengajak Burhan, teman kosnya, untuk ikut.
Oke ... sekarang kita kenalan dulu sama teman-temanku.
Dari yang paling kiri, dengan senyum yang paling lebar, namanya Karim. Geser ke kanan, yang pakai kaca mata bernama Tria. Sedangkan cowok berkemeja yang katanya mirip Azof Rangga bernama Burhan. Sebelahnya lagi yang paling imut bernama Ata.
Aku heran kenapa Karim mengajak kami ke Kota Lama. Padahal, masih banyak tempat di sekitar kos yang bisa dikunjungi. Warung kopi misalnya. Ehehehe, kan bisa sekalian ngobrol sambil ngisi perut.
Kawasan Kota Lama Semarang berada di Jalan Gelatik No. 35, Purwodinatan, Kecamatan semarang tengah, Kota Semarang, jawa Tengah. Lokasinya sangat dekat dengan Stasiun Tawang dan tak begitu jauh dari Stasiun Poncol.
Aku heran kenapa Karim mengajak kami ke Kota Lama. Padahal, masih banyak tempat di sekitar kos yang bisa dikunjungi. Warung kopi misalnya. Ehehehe, kan bisa sekalian ngobrol sambil ngisi perut.

Hem ... sebenarnya, di Semarang juga sudah ada Bus Trans atau yang lebih dikenal dengan nama BRT. Hanya dengan Rp3.500 saja, kita sudah bisa berkeliling Semarang. Nah, dari mana pun arahnya, kita bisa naik BRT, lalu bilang ke kondektur kalau mau ke Kota Lama. Beres!

Meskipun biaya masuknya gratis, namun kita masih dibebankan untuk bayar parkir. Hehehe.
Menyusuri setiap sudut di Kota Lama, kita berasa sedang hidup di masa lalu dan merasakan suasana Kota Semarang pada zaman dulu.
Selama 24 jam, Kawasan Kota Lama tak pernah sepi dengan pengunjung. Ini membuktikan bahwa ternyata masih banyak masyarakat yang mencintai sejarah (meskipun hanya untuk berfoto). Beberapa komunitas juga selalu hadir untuk meramaikan kawasan Kota Lama. Mulai dari komunitas pecinta anime, komunitas cosplay, komunitas musik, hingga komunitas literasi, mereka tak pernah absen meramaikan kota lama.
Selama 24 jam, Kawasan Kota Lama tak pernah sepi dengan pengunjung. Ini membuktikan bahwa ternyata masih banyak masyarakat yang mencintai sejarah (meskipun hanya untuk berfoto). Beberapa komunitas juga selalu hadir untuk meramaikan kawasan Kota Lama. Mulai dari komunitas pecinta anime, komunitas cosplay, komunitas musik, hingga komunitas literasi, mereka tak pernah absen meramaikan kota lama.
Salah satu ikon Kota Lama adalah GPIB Immanuel Semarang atau yang lebih dikenal dengan nama Gereja Blenduk. Gereja Blenduk merupakan Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda pada tahun 1753, dengan bentuk oktagonal.
Maaf kak,kalau dari arah poncol, apa harus lewat tawang juga?
ReplyDeletekalau tawang sih emang lebih dekat sih.
DeleteLewat apa enggak, itu tergantung masuknya mau lewat mana kak.
Keren. Gambarnya bagus
ReplyDeletemakasih mas za ...
Delete