Monday, 31 May 2021

Main ke Pantai Palangpang Geopark Ciletuh Bareng Anak Rumah

 


Beberapa waktu lalu, aku dan teman-teman IRMA (Ikatan Remaja Masjid)  diajak oleh Pak RW untuk rapat. Katanya, beliau mau kasih hadiah karena kami telah berhasil mensukseskan kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di masjid. Hem ... mungkin makan-makan, pikirku waktu itu.

Oh tidak! ternyata, beliau mengajak kami untuk jalan-jalan ke pantai. Ada tiga opsi yang diberikan buat kami, yakni Pantai Sawarna, Pantai Anyer, dan Pantai Geopark Ciletuh. Akhirnya setelah berdiskusi panjang lebar, kami memutuskan untuk memilih Pantai Ciletuh.


Rencananya kami berangkat pukul 15.30 WIB. Meski berangkat sore, tapi beberapa teman sudah berkumpul di rumahku dari pagi. Eh ... yang bener kontrakan.

Karena sepanjang sore hujan turun sangat deras, akhirnya kami baru bisa berangkat pukul 17.30. Ada dua sesi keberangkatan, yang pertama rombongan naik mobil bak terbuka (berangkat sore), yang kedua rombongan naik motor (berangkat malam). Karena kebetulan pajak motorku belum diurus, jadinya aku ikutan naik mobil. Rombongan pertama dipandu oleh Pak RW, sedangkan rombongan kedua dipandu oleh Pak Rahmat (Pembina IRMA).


Kawasan Geopark Ciletuh memiliki banyak destinasi wisata. Mulai dari pantai, curug, hingga bebatuan (ha? wisata bebatuan? Emang bener kok). Nah ... kebetulan yang kami kunjungi pertama adalah wisata pantai. Salah satu pantai paling terkenal yang akhirnya kami jadikan sebagai tujuan adalah Pantai Palangpang.

Pantai Palangpang terletak di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.


Ada banyak jalur yang bisa dipakai untuk menuju kawasan Geopark Ciletuh.

Jika dari Bogor, maka bisa melalui jalur Cikidang. Namun jika lewat jalur ini, disarankan untuk berangkat pagi-pagi sekali. Sebab jalanan di Cikidang sampai saat ini masih minim penerangan.


Selain minim penerangan, Jalur Cikidang juga berkelok dan menanjak. Sering terjadi kecelakaan di jalur ini.

Jika kepengin lebih aman, bisa lewat Kota Sukabumi. Hanya saja, jarak tempuhnya akan jauh lebih panjang.

Sebelum memasuki kawasan Geopark Ciletuh, tanjakan dini juga akan menemani perjalanan. Dari sekian tanjakan yang ada di lintasan jalan sepanjang 33 kilometer yang membentang mulai dari daerah Loji Kecamatan Simpenan hingga ke Pantai Palangpang, tanjakan ini adalah yang paling ekstrim.

Ternyata ada sejarah pahit di balik penamaan tanjakan dini tersebut. 

Sebelumnya, warga mengenalnya dengan nama tanjakan Legok. Namun suatu hari, ada seorang ibu muda yang sedang hamil mengalami kecelakaan di tanjakan tersebut hingga menewaskannya beserta jabang bayi dalam kandungan.

Meski sekarang tanjakan dini sudah jauh lebih baik dibanding sebelumnya, namun tetap saja pengemudi harus ekstra berhati-hati.


Sampai saat ini, tidak ada biaya yang dipatok kepada pengunjung untuk memasuki kawasan Pantai Palangpang di Geopark Ciletuh. Hanya saja, selepas dari wilayah Plabuhanratu, biasanya akan ada orang-orang yang minta uang kepada pengunjung. Entah ini resmi atau tidak, sebab nominal yang diminta berbeda-beda. Kami yang naik mobil dikenakan biaya Rp10.000 per rombongan, sedangkan teman-teman kami yang naik motor dikenakan biaya Rp5.000 per motor.

Seperti di kawasan pantai selatan lainnya, Pantai Palangpang juga dihiasi dengan pemandangan gunung. Tak hanya itu, ada beberapa curug (air terjun) yang tampak mengalir di gunung-gunung tersebut.


Kawasan Geopark Ciletuh berada di Pantai Selatan. Salah satu mitos di Pantai Selatan adalah tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau, karena nanti akan diculik Nyi Roro Kidul. Ehehe. Apakah kalian percaya dengan mitos ini?



Tapi yang lebih penting dari itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengunjungi pantai.

1. Menjaga kebersihan pantai
Ketika mengunjungi Pantai Palangpang kemarin, kami dikecewakan dengan tumpukan sampah yang ada di sana. Perjalanan jadi terasa sia-sia. Niat hati dari rumah ingin menikmati keindahan pantai selatan dengan keindahan gunung-gunungnya, sampai di lokasi malah disuguhi dengan sesampahan dimana-mana.

2. Tidak merusak fasilitas yang disediakan pantai
Saat ini, pengelola Pantai Palangpang menanam puluhan (atau mungkin ratusan) pohon kelapa di tepi pantai. Pengunjung diharapkan untuk menjaganya dan tidak merusak apalagi menginjaknya ketika sedang berwisata. Sebab beberapa tahun ke depan, pohon-pohon kelapa tersebut akan membuat pantai jauh lebih indah. Kira-kira apa lagi ya manfaat pohon kelapa di tepi pantai?

3. Menggunakan fasilitas di pantai sesuai dengan fungsinya

4. Saling menghormati antar sesama pengunjung dan tidak membuat keributan

5. Menjaga lisan dan ketertiban selama di pantai

No comments:

Post a Comment